Kembali

ANALISIS DATA TRACER STUDY ALUMNI UIN SALATIGA

Berita Umum  |  01 January 1970  |  07:00 WIB
article_1741884915-picture1.jpg

Berdasarkan data Tracer Study 2025 untuk lulusan UIN Salatiga tahun 2014-2024, mayoritas alumni telah memasuki dunia kerja. Dari total responden, sebanyak 390 alumni (sekitar 44%) telah bekerja baik dalam posisi full-time maupun part-time. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan UIN Salatiga memiliki daya saing yang cukup baik dalam mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan studi mereka.

Namun, masih terdapat 312 alumni (sekitar 35%) yang belum bekerja tetapi sedang aktif mencari pekerjaan. Angka ini menunjukkan bahwa terdapat tantangan dalam transisi dari dunia akademik ke dunia kerja. Faktor-faktor seperti kurangnya pengalaman, keterampilan tambahan, atau kompetisi pasar tenaga kerja yang ketat dapat menjadi penyebab utama. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kesiapan kerja bagi para lulusan.

Selain itu, sebanyak 48 alumni (sekitar 5%) memilih untuk menjadi wirausaha, yang menunjukkan adanya jiwa kewirausahaan di kalangan lulusan UIN Salatiga. Tren ini menjadi indikator positif bahwa alumni tidak hanya mengandalkan pekerjaan sebagai karyawan tetapi juga menciptakan lapangan kerja sendiri. Sementara itu, terdapat 21 alumni (sekitar 2%) yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, menunjukkan minat yang cukup baik dalam pengembangan akademik dan profesionalisme lebih lanjut.

Sebagian kecil alumni, yaitu 41 orang (sekitar 4%), menyatakan bahwa mereka belum memungkinkan untuk bekerja, kemungkinan karena alasan pribadi atau masih dalam proses persiapan menuju dunia kerja. Persentase ini cukup kecil dibandingkan kategori lainnya, namun tetap menjadi perhatian untuk memastikan adanya dukungan bagi lulusan dalam menghadapi tantangan pasca-kelulusan.

Rekomendasi: Berdasarkan data ini, CDC UIN Salatiga dapat meningkatkan program pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan guna mengurangi jumlah lulusan yang masih mencari kerja. Selain itu, perlu adanya penguatan kerja sama dengan industri dan instansi pemerintah untuk membuka lebih banyak peluang kerja. Program magang, bimbingan karier, serta pelatihan soft skills dan digital skills juga bisa diperluas agar lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja yang kompetitif.